Tidak seperti bulan-bulan biasa, mendekati bulan Dzulhijah umat Islam bersiap untuk melaksanakan ibadah qurban dengan mencari sapi, kerbau, domba, dan kambing dimana hewan berkaki empat tersebut lazim disembelih di Indonesia karena populasinya cukup besar dan sah dijadikan hewan qurban. Mengingat kebutuhan hewan qurban yang cukup besar masyarakat hendaknya selektif dalam memilih untuk menghindari penyakit antraks. Penyakit antraks atau sering juga disebut penyakit radang limpa sendiri merupakan penyakit infeksi menular pada hewan liar dan piaraan yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Antraks dapat ditularkan dari hewan ke manusia selain juga menyebabkan hewan yang terserang antraks dapat mati serta dagingnya tidak boleh dikonsumsi. Terdapat 3 bentuk antraks pada manusia yaitu antraks kulit, antraks usus, dan antraks pernafasan. Pada kasus antraks kulit ditandai dengan benjolan kecil gatal tanpa disertai sakit yang kemudian membesar menjadi lepuh dan membentuk cincin tepi kemerahan serta pusatnya menjadi jaringan mati berwarna hitam. Jika luka tidak diobati, dapt menyebar melalui aliran darah dan berakibat fatal. Sesangkan antraka usus ditandai dengan sakit perut hebat, demam, adanya kuman antraks dalam darah dan dapat berakibat fatal. Pada antraks pernafasan gejala awal terlihat ringan seperti influenza namun terjadi secara tiba-tiba menunjukkan gejala berat dengan kesulitan bernafas, demam tinggi dan syok.
Semua orang bisa tertular antraks, tapi resiko tertinggi adalah orang yang kontak langsung dengan hewan sakit dan produk-produknya; seperti dokter hewan, petugas laborat, peternak, gembala, jagal serta pengrajin kulit dan tulang. Penularan antraks pada manusia bisa terjadi dengan kontak langsung misalnya luka pada kulit lalu kontak dengan darah hewan sakit/terinfeksi, produk hewan (kulit, tulang) yang mengandung spora antraks, serta air, tanah dan tanaman/sayur yang tercemar spora antraks. Selain itu kontak tidak langsung juga dapat menularkan antraks pada manusia seperti makan daging hewan yang mati terkena antraks serta menghirup spora antraks.
Cara mencegah agar tidak tertular antraks yaitu bisa melakukan vaksinasi pada hewan dan manusia yang bermukim di daerah endemik; tidak memakan daging hewan yang mati karena antraks; menghindari membeli hewan yang berasal dari daerah endemik/terindikasi antraka; dan menghindari segala kemungkinan penularan.
Jika masyarakat merasa memiliki gejala yang dimungkinkan terinfeksi antraks agar secepatnya dibawa ke layanan kesehatan (Puskesmas atau RS) agar dapat segera dilakukan pemeriksaan dan penanganan medis. Sedangkan jika terdapat hewan mati mendadak atau terlihat tidak sehat dan dikhawatirkan terjangkit antraks maka dapat menghubungi Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo Jl. Purbowinoto 118, Pengasih telp 0274-773126.