Masyarakat petani di Kalurahan Wahyuharjo mulai melakukan tanam padi (tandur) padaakhir September 2024 ini. Varietas padi hibrida merk Mapan P-05 dan Supadi masih mendominasi dikarenakan produktivitas yang cukup baik. Selain itu, beberapa varietas non hibrida seperti ciherang dan inpari pun masih ditanam beberapa petani. Seperti diberitakan sebelumnya, di minggu-minggu awal sebelum penebaran benih dan pengolahan tanah, telah dilakukan gotong royong pembersihan irigasi demi kelancaran pengairan. Disamping itu, para petani juga telah melakukan pencegahan hama tikus baik secara tradisional maupun dengan obat. Di Kalurahan Wahyuharjo sendiri, sekitar 100ha lahan pertanian sebagian besar menanam padi di penghujung tahun ini. Hanyasebagian kecil saja yang menanam komoditas palawija/holtikultura seperti cabai, jagungdan bawang merah di lahan yang ditinggikan (disorok).
Pemilihan varietas padi hibrida oleh petani tak lepas dari hasil tonase gabah yang cukup baik. Rata-rata setiap hektar lahan mampu menghasilkan sekitar 10 ton gabah kering panen. Hal tersebut dikarenakan adanya dukungan irigasi yang terus dibangun oleh Pemerintah Kalurahan Wahyuharjo serta hibah infrastruktur pertanian dari dinas supra desa. Kesadaran petani Wahyuharjo untuk melakukan pemupukan seimbang dan pengamatan/penanggulangan hama juga menjadi hal yang meningkatkan produktivitas padi. Diperkirakan pertengahan Januari 2025 pertanian di Wahyuharjo akan panen padi. Pada panen awal tahun biasanya menjadi berkah tersendiri bagi para petani, yang mana harga jual gabah cukup tinggi. Hal tersebut sebagai akibat padi ditanam pada musim kering sehingga hanya pertanian dengan irigasi tehnis yang bersumber dari bendungan lah yang dapat melakukan proses tanam padi. Di Wahyuharjo, Bendungan Sapon selama ini mencukupi kebutuhan air bagi seluruh lahan pertanian yang ada. (Kim)